A

Rabu, 02 Juni 2010

ENCODING : DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL (REVISI)

SEKILAS TENTANG ENCODING DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL
Encoding digital ke digital adalah merepresentasikan infomasi digital ke dalam sinyal digital. Bila kita hendak mencetak sesuatu, maka komputer akan mengirimkan data ke printer dan data yang asli maupun yang dikirimkan adalah data digital. Bilangan biner yang dibangkitkan dari komputer ditranslasikan ke dalam pulsa-pulsa yang dapat dihantarkan dengan kawat.

Beberapa istilah yang perlu diketahui sebelum beranjak memasuki pembahasan ini antara lain adalah :
- Unipolar : Semua elemen sinyal dalam bentuk yang sama (+ atau -).
- Polar : satu pernyataan logika dinyatakan oleh level voltase positif dan sebaliknya oleh level voltase negatif.
- Data rate : rate data yang ditransmisikan dan ditunjukkan dalam bit per detik.
- Durasi atau panjang suatu bit : Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit rate data R maka durasi bit adalah 1/R.
- Rate modulasi : rate dimana level sinyal berubah. Diukur dalam baud (elemen-elemen sinyal per detik).
- Mark dan space : biner 1 dan biner 0 berturut-turut.

Kamis, 27 Mei 2010

Encoding; Data Digital, Sinyal Digital (1)


SEKILAS TENTANG ENCODING
Perbandingan dari skema/pola encoding :
a. Spektrum Sinyal
• Kelemahan dari frekuensi tinggi adalah mengurangi bandwidth yang dibutuhkan.
• Kelemahan dari komponen dc mengijinkan kopling ac melalui transformer, penyediaan isolasi.
• Mengkonsentrasikan daya di tengah bandwidth.
b. Clocking
• Pensinkronisasian transmitter dan receiver.
• Clock Eksternal
• Mekanisme sinkronisasi berbasis sinyal.
c. DeteksiError
• Dapat dibangun kepada peng-encoding-an sinyal
d. Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise
• Beberapa kode lebih baik dari pada yang lainnya
e. Biaya dan kompleksitas
• Semakin tinggi tarif sinyal (& maka data rate) mengarah kepada biaya yang lebih tinggi
• Beberapa kode membutuhkan tarif sinyal yang lebih besar dari pada tarif data (data rate).

Rabu, 07 April 2010

Hadits Menurut Kuantitas

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sebagaimana diketahui, bahwa hadis Nabi SAW dapat sampai kepada kita melalui jalur periwayatan. Periwayatan yang diawali dari para sahabat, tabi’in hingga perawi terakhir dan kemudian hadis tersebut dibukukan dan dapat kita baca teks – teksnya. Dalam proses periwayatan itu, ada hadits – hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat, dan ada pula yang diriwayatkan oleh satu sahabat. Sebuah hadis terkadang memiliki banyak perawi, ada pula yang memiliki satu atau dua perawi.
Banyak sedikitnya perawi terkadang berpengaruh dalam menentukan kualitas sebuah hadits. Sebagaimana pernah kita singgung, bahwa hadits memiliki banyak sanad yang kualitasnya lebih kuat dari pada hadits yang hanya memiliki satu sanad. Kaitannya dengan kuantitas atau sedikit banyaknya jumlah perawi, para ulama membagi hadits Nabi menjadi dua bagian, yakni Mutawatir dan Ahad.

Ringkasan Studi Hadits

BAB I HUBUNGAN HADITS DENGAN AL-QUR’AN
Dari sekian banyak pengertian ilmu hadits menurut para Ulama, dapat disimpulkan menjadi 3 :
a. Ilmu hadits : ilmu tentang periwayatan segala sesuatu yang berhubungan dengan Rasulullah. Baik mengenai perkataan beliau, perbuatan, atau pengakuan yang beliau ikrarkan (yakni berupa sesuatu yang dilakukan di depan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan perbuatan itu tidak dilarang olehnya), atau sifat-sifat maupun tingkah laku Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk tingkah lakunya, sebelum beliau diangkat menjadi Rasul atau sesudahnya, atau menukil / meriwayatkan apa saja yang dihubungkan kepada sahabat atau tabi’in. Pengertian ini dikenal dengan istilah Ilmu Riwayatu Al-Hadits.

Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Cahaya tampak merupakan sebagian kecil dari gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya tampaktromagnetik. Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 400-700 nm yang berada pada daerah ultraungu sampai inframerah. Jika pada gelombang berada pada kisaran 400-700 nm, luminans konstans dan saturasinya (jumlah cahaya putih yang ditambahkan) dijaga tetap, seorang yang mempunyai penglihatan warna normal, seseorang yang penglihatan warna normal mampu membedakan kira-kira 128 warna yang beerbeda. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.