Bismillahirrahmanirrahim.
Kali ini saya kembali memaparkan tentang Rule-Based System yang saya gunakan dalam tugas akhir. Silakan menyimak.
Rule Based System (RBS) merupakan
suatu sistem pakar yang menggunakan aturan-aturan untuk menyajikan
pengetahuannya. Menurut Lusiani
dan Cahyono [1], sistem berbasis aturan
adalah suatu perangkat lunak yang menyajikan keahlian pakar dalam bentuk
aturan-aturan
pada suatu domain tertentu untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. RBS
adalah model sederhana yang bisa diadaptasi ke banyak masalah. Namun, jika aturan
terlalu banyak, pemeliharaan sistem akan rumit dan terdapat banyak kesalahan dalam
kerjanya.
Untuk
membuat RBS, ada beberapa hal penting yang harus
dimiliki:
1.
Sekumpulan
fakta yang mewakili working memory. Ini dapat berupa suatu
keadaan yang relevan dengan keadaan awal sistem bekerja.
2.
Sekumpulan
aturan. Aturan ini mencakup setiap tindakan yang harus diambil dalam ruang
lingkup permasalahan yang dibutuhkan.
3.
Kondisi
yang menentukan bahwa solusi telah ditemukan atau tidak (non-exist).
Hal ini berguna untuk menghindari looping
yang tidak akan pernah berakhir.
Teori
RBS ini menggunakan teknik
yang sederhana, dimulai dengan dasar aturan yang berisi semua pengetahuan dari
permasalahan yang dihadapi yang kemudian dikodekan ke dalam aturan if-then
yang mengandung data, pernyataan dan informasi awal. Sistem akan memeriksa
semua aturan kondisi if yang menentukan subset, set konflik yang ada.
Jika ditemukan, maka sistem akan melakukan kondisi then. Perulangan ini
akan terus berlanjut hingga salah satu atau dua kondisi bertemu, jika aturan tidak
diketemukan maka sistem tersebut harus keluar dari perulangan (terminate).
Pendekatan
Untuk
mengelola aturan, terdapat dua pendekatan yaitu: - Forward Chaining : aturan diproses berdasarkan sejumlah fakta yang ada, dan didapatkan konklusi sesuai dengan fakta-fakta tersebut. Pendekatan forward chaining disebut juga data driven.
- Backward Chaining : diberikan target, kemudian aturan yang aksinya mengandung target di-trigger. Backward chaining ini cocok untuk menelusuri fakta yang masih belum lengkap, disebut juga goal driven.
Kelebihan
dan Kekurangan
Berikut ini beberapa
kelebihan yang dimiliki oleh RBS sebagaimana dijelaskan oleh Sasikumar dkk [2]:
a.
Homogenitas
Karena memiliki sintaks yang seragam, makna dan interpretasi dari masing-masing aturan dapat dengan mudah dianalisis.
Karena memiliki sintaks yang seragam, makna dan interpretasi dari masing-masing aturan dapat dengan mudah dianalisis.
b.
Kesederhanaan
Karena sintaks sederhana, mudah untuk memahami makna dari aturan. Ahli domain seringkali dapat memahami aturan tanpa penerjemahan yang eksplisit. Aturan sehingga dapat mendokumentasikan diri sampai batas yang baik.
Karena sintaks sederhana, mudah untuk memahami makna dari aturan. Ahli domain seringkali dapat memahami aturan tanpa penerjemahan yang eksplisit. Aturan sehingga dapat mendokumentasikan diri sampai batas yang baik.
c.
Independensi
Ketika menambahkan
pengetahuan yang baru tidak perlu khawatir tentang
dimana aturan itu
akan ditambahkan,
atau apakah ada interaksi dengan aturan lainnya.
Secara teori, setiap aturan adalah bagian independen dari pengetahuan tentang domain tersebut. Namun, dalam prakteknya, hal ini tidak sepenuhnya benar.
d.
Modularitas
Independensi aturan mengarah ke modularitas dalam rule base. Prototipe sistem dapat diciptakan cukup cepat dengan membuat beberapa aturan. Hal ini dapat ditingkatkan dengan memodifikasi aturan berdasarkan kinerja dan menambahkan aturan baru.
Independensi aturan mengarah ke modularitas dalam rule base. Prototipe sistem dapat diciptakan cukup cepat dengan membuat beberapa aturan. Hal ini dapat ditingkatkan dengan memodifikasi aturan berdasarkan kinerja dan menambahkan aturan baru.
Sedangkan beberapa
kekurangan yang dimiliki oleh RBS antara lain:
- Jika terlalu banyak aturan, sistem menjadi sulit dalam memelihara performance.
- Keterbatasan dalam memutuskan teknik yang digunakan untuk suatu masalah.
[1] Lusiani, Titik dan
Andhika Kurniawan Cahyono. 2006. Sistem Berbasis Aturan untuk Mendiagnosa
Penyakit Flu Burung Secara Online. Seminar Nasional Sistem dan Informatika
2006.
[2] Sasikumar, M., dkk. 2007. A Practical Introduction to Rule Based
Expert Systems. New Delhi: Narosa Publishing House. sigai.cdacmumbai.in/files/ESBook.pdf, (diunduh pada
tanggal 30 September 2012).
Demikian, semoga paparan singkat ini bisa membantu. Saran dan kritik silakan disampaikan pada kolom komentar. Terima kasih.
Alhamdulillahirabbil'alamin.